Startup Approach

Berikut ini seri ke-2 dari catatan saya terkait hasil workshop 1000 startup, lanjutan dari catatan Ignition 2 Startup Digital: Belajar dari Para Pelaku Startup Digital


Umumnya, sebuah startup berawal dari masalah-masalah yang muncul dari kehidupan sehari-hari. Oleh orang-orang yang kreatif, masalah yang ada bisa diangkat menjadi suatu peluang. Permasalahannya adalah bagaimana suatu masalah bisa dilihat sebagai suatu yang benar-benar bermasalah. Sehingga nantinya terlihat jelas perbedaan antara “gejala” dan “penyakit”. “Penyakit” inilah yang perlu ditangani secara serius, bukan fokus pada “gejala”. Dalam hal ini, langkah awal yang perlu dilakukan adalah validasi suatu masalah.  Dalam dunia startup, metode yang digunakan dalam proses validasi biasanya merujuk kepada pendekatan The Design Sprint. Inti dari pendekatan The Design Sprint  adalah bagaimana  suatu masalah dikupas dalam waktu yang singkat -agar tetap fokus- melalui proses design, prototyping, dan testing  yang berbentuk siklus. Hasil akhir dari pendekatan The Design Sprint berbentuk purwarupa kasar dari produk yang akan dibuat.

Elemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah startup adalah model bisnis apa yang akan diterapkan.  Hal ini akan sangat mempengaruhi keberlangsungan dari usaha yang dijalankan. Pendekatan yang biasa digunakan dalam mendefinisikan model bisnis adalah metode Lean Canvas. Dengan metode Lean Canvas akan terlihat, dimana posisi kita berada diantara para kompetitor,  apa keuntungan dibanding para kompetitor (daya jual), dan indikator metrik untuk mengukur sejauh mana usaha sudah melaju.

Pada akhirnya, elemen lain yang sangat krusial adalah sumber daya manusia. Menemukan orang-orang se-visi dan punya passion yang sama ibarat menemukan oase di tengah gurun pasir.

 

Startup Approach