Eye Tracking

Salah satu topik yang menarik perhatian saya akhir-akhir ini adalah eye tracking. Secara garis besar, topik ini mengkaji tentang pola pergerakan mata manusia. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, eye tracking bisa digunakan untuk melihat dan mengkaji fokus dari perhatian seseorang ketika melihat sesuatu objek baik di dunia virtual (screen) maupun di dunia nyata (real world). Artinya ketika seseorang melihat sesuatu objek dalam waktu yang cukup lama, setidaknya objek tersebut sudah menjadi bahan pikirannya. Dengan mengetahui fokus perhatian seseorang, informasi tersebut bisa digunakan untuk merancang dan mengemas suatu produk yang bisa memenuhi keinginan konsumen.

Untuk melakukan kajian dalam bidang eye tracking, perlu diketahui tentang fakta-fakta penglihatan manusia. Umumnya, Mata memiliki banyak kesamaan dengan bagaimana sebuah photo kamera bekerja: cahaya dipantulkan dari objek atau pemandangan bergerak ke mata melalui lensa. Lensa ini berkonsentrasi dan memeroyeksikan cahaya terhadap bidang cahya sensitif yang berada dekat di belakang chamber. Namun demikian, tidak seperti halnya kamera, bidang cahaya sensitif(retina) tidak selalu sensitif di manapun. Melalui proses evolusi, mata telah dirancang untuk bekerja pada lingkungan gelap atau bercahya juaga menyediakan informasi dan perubahan yang cepat terhadap apa yang dilihat. Mata bisa melihat objek secara detail pada bagian terbatas terhadap bidang penglihatan (foveal area). Bagian yang lebih besar dari bidang penglihatan (peripheral area) lebih baik dalam beradaptasi terhadap penglihatan cahaya rendah, dan untuk mendeteksi pergerakan serta menunjukkan kontras antara warna dan bentuk. Citra yang dihasilkan dari area ini bersifat kabur dan sedikit berwarna. Diantara dua area tersebut, ditemukan wilayah transisi yang disebut parafoveal, yang mana citra secara beransur-ansur menjadi kabur ketika berpindah dari fovea ke area peripheral.

Perbedaan area pandang disebabkan oleh dua jenis sel penerima cahaya yang berada pada mata yakni rods dan cone. Sekitar 94% sel penerima pada mata berupa rods. Seperti yang disebutkan sebelumnya, wilayah peripheral dari retina tidak bagus dalam menunjukkan warna dan menyediakan bentuk yang tajam dari citra dunia nyata. Ini disebabkan oleh, area ini sebagian besar diliputi oleh rods. Rods tidak membutuhkan banyak cahaya dalam bekerja, di satu sisi, hanya menyediakan citra yang kabur dan tidak berwarna dari area sekeliling. Untuk pemperjelas pandangan, mata juga dilengkapi dengan sel penerima cahaya yang disebut cones yang mana tersedia sejumlah 6% dari total jumlah sel penerima cahaya pada mata. Cone pada mata manusia, sebagaian tersedia dalam 3 jenis yang berbeda; 1 yang menunjukkan warna biru, satu yang menunjukkan warna hijau dan satu yang menunjukkan warna merah. Ketika menyediakan gambar yang jelas, cone membutuhkan banyak cahaya untuk melakukan fungsi ini. Sehingga, ketika kita melihat pada sesuatu yang gelap disekeliling, kita kehilangan kemampuan untuk melihat warna dan menggunakn informasi yang ditunjukkan oleh rods, sehingga citra mejadi abu-abu (grey). Cones sebagian besar ditemukan di dalam fovea dimana mereka dipaketkan untuk menyediakan sejelas mungkin sebuah citra.

Eye Tracking